Segala puji bagi Allah yang telah mengutus
Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia memenangkannya
di atas segala agama meskipun orang-orang musyrik benci. Dialah Allah, Rabb
yang telah menyempurnakan ad-dinul Islam dengan shalat sebagai tiangnya.
Shalat merupakan tiang agama. Ini
mengindikasikan bahwa kedudukan ibadah shalat sangat penting dalam Islam, yaitu
sebagai asas atau sendi penopang bangunan Islam, sehingga bila telah runtuh
tiangnya, akan rusaklah bangunannya.
Dalam perdagangan, ibadah shalat ibarat
kapital atau modal bagi setiap muslim, karena semua amal ibadah kita tidak akan
diterima, kecuali setelah diterimanya shalat. Sebagaimana sabda Nabi saw.,
bahwasanya shalat adalah amalan yang paling pertama dihisab; jika baik shalat seseorang,
maka akan baik pula amalan lainnya dan sebaliknya. Demikian juga dalam
perdagangan, jika tidak ada modal, kita tidak akan memperoleh keuntungan.
Dari Abi Hurairah, ia berkata : Saya
mendengar Rasulullah saw bersabda : “Sesungguhnya
pertama-tama perbuatan manusia (muslim) yang dihisab pada hari kiamat adalah
shalat wajib. Apabila ia telah menyempurnakannya, selesailah persoalannya. Akan
tetapi apabila tidak sempurna shalatnya (yang wajib), dikatakan (kepada
malaikat) : ‘Lihat dulu, apakah ia pernah mengerjakan shalat sunnah?’ Jika ia
pernah mendirikan shalat sunnah, kekurangan dalam shalat wajib disempurnakan
dengan shalat sunnahnya, kemudian amal-amal yang wajib diperlakukan seperti
itu.” (HR Imam Yang Lima, Nailul Authar :374)
Risalah Allah yang dibawa oleh Rasulullah
saw., cara ibadah shalatlah yang paling banyak Rusul terangkan, baik teori
maupun prakteknya, sehingga jika ada sahabat yang salah dalam praktek cara ibadah
shalat, maka tidak segan-segan Nabi saw. langsung menegur mereka dan menyuruh
mereka untuk mengulangi praktek ibadah shalat tersebut.sehingga Rasul
menegaskan cara ibadah shalat yang akan diterima Allah hanyalah teledannya.
“Shalatlah
kalian sebagaimana kalian tahu (menyaksikan) aku mendirikan shalat” (HR. Ahmad dan Bukhari I : 155, Fiqhus Sunnah I : 115)
Agar umatnya betul-betul mampu mencontoh
praktek cara shalat Rasul, maka Rasul menggembirakan umatnya yang mendirikan
shalat dengan berbagai kebahagiaan ahirat.
Telah berkata ‘Ubadah : “Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda :
‘Shalat yang diwajibkan Allah swt atas hamba-Nya itu ada lima. Barangsiapa
mengerjakannya tanpa menyia-nyiakan sedikitpun darinya karena hendak
memperingan kewajibannya, ia mendapatkan jaminan dari Allah, (yaitu) bahwa
Allah akan memasukkannya ke dalam surga dan barangsiapa yang tidak
mengerjakannya, ia tidak mendapat jaminan dari Allah. Bila Allah menghendaki,
ia akan menyiksanya dan bila Allah menghendaki, ia akan mengampuninya’.”
(HR. Ahmad, Abu Dawud dan Nasa’i, Nailul Authar I : 373, Abu Dawud 1420)
Jaminan dan ancaman Allah tersebut
mudah-mudahan dapat memberikan rangsangan bagi kaum muslimin untuk lebih
hati-hati dalam melaksanakan ibadah shalat, baik ibadah shalat yang wajib
maupun ibadah shalat sunnah (mandub)
Ibadah shalat adalah penghubung antara
hamba dengan Rabbnya. Nabi saw. bersabda :
“Sesungguhnya
jika seseorang dari kamu shalat, ia bermunajat kepada Rabbnya.” (HR. Bukhari)
Allah juga berfirman dalam sebuah Hadtis
Qudsi :
“Aku
membagi shalat antara Aku dan hamba-Ku menjadi dua bagian dan bagi hamba-Ku apa
yang ia minta, maka apabila hamba berucap : ‘Alhamdu lillahi rabbil ‘aalamin’,
Allah ta’ala menjawab : ‘Hamba-Ku memuji-Ku. Apabila ia mengucapkan :
‘Ar-rahmaanir-rahiim’, Allah ta’ala menjawab :’Hamba-Ku menyanjung-Ku. Apabila
ia mengucapkan : ‘Maaliki yaumiddin’, Allah menjawab : ‘Hamba-Ku mengagungkan
Aku’. Ketika ia mengucap : ‘Iyyaaka na’budu wa iyyaaka nasta’in’, Allah
menjawab : ‘Inilah antara Aku dan hamba-Ku dan bagi hamba-Ku apa yang dia
minta. Apabila hamba itu mengucapkan : ‘Ihdinash shiraathal mustaqim,
shiraathal ladziina an’amta ‘alaihim ghairil
maghduubi’alaihim wa ladhdhaalliin’, Allah menjawab : ‘Ini untuk hamba-Ku dan
bagi hamba-Ku apa yang ia minta’.” (HR.
Muslim)
Ibadah shalat adalah cahaya dalam hati
orang mukmin dan pada hari mereka dikumpulkan di padang Mahsyar. Nabi saw.
bersabda : “Shalat itu cahaya.” (HR.
Muslim)
Beliau juga bersabda :
“Siapa
yang menjaga shalat, maka shalat itu menjadi cahaya dan keterangan (bukti)
serta penyelamat baginya pada hari akhirat.”
(HR. Ahmad, Ibnu Hibban dan Thabrani)
Shalat merupakan kesenangan serta penghibur
diri bagi orang beriman (mukmin). Nabi saw. bersabda :
“Aku
menjadikan shalat sebagai penghibur diri.”
(HR. Ahmad dan Nasa’i)
Ibadah shalat adalah penghapus kesalahan
(dosa) serta penutup kejelekan. Nabi saw. bersabda :
“Tahukah
kamu sekalian seandainya di depan pintu salah seorang di antara kalian ada
sebuah sungai di mana ia mandi lima kali setiap harinya; apakah masih ada
kotoran yang melekat di badannya?” Mereka (para sahabat) menjawab : “Tidak ada
kotoran yang tinggal sedikitpun.” Nabi saw. bersabda : “Maka demikianlah umpama
(orang yang melakukan) shalat lima waktu. Allah menghapuskan semua kesalahan
(dosa) dengannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Beliau juga bersabda : “Shalat lima waktu dan shalat Jum’at ke
Jum’at merupakan kafarat (penebus) dosa yang dilakukan antara waktu tersebut,
selama tidak dilakukan dosa besar.” (HR. Muslim)
Kepada umatnya yang suka meninggalkan
shalat, Rasulullah saw. bersabda :
“Diantara
seorang (yang beriman) dan kufur adalah meninggalkan shalat.” (HR. Muslim)
Buraidah r.a. meriwayatkan bahwa
Rasulullah saw. bersabda :
“Perjanjian
yang ada diantara kita dan mereka adalah shalat, maka barangsiapa yang
meninggalkan shalat, dia kufur.” (HR.
Ahmad)
Karena risalah ini merupakan penjelasan
mengenai petunjuk dan cara Nabi saw. dalam mendirikan ibadah shalat, maka sudah
barang tentu tidak terikat oleh salah satu madzhab dari yang empat karena yang
diketengahkan adalah apa yang dikerjakan Rasulullah saw., tanpa mengurangi
penghormatan yang tinggi atas jasa-jasanya.
Disamping mengetengahkan praktek cara ibadah
shalat dari takbir sampai salam, di sini juga disajikan dalil-dalil yang
menjelaskan cara bersuci, baik cara wudhu, cara tayammum, maupun cara mandi
janabat, serta ditambah pula wirid-wirid
yang dibaca setelah selesai shalat (adz-dzikru ba’da shalat) dan tata cara
shalat sunnah (selain yang wajib).
Mudah-mudahan kehadirin tulisan ini
bermanfaat untuk izuul Islam wal muslimin.
Sumber : Habib Hassan bin Ahmad Al-Mahdaly
(Dakta 107.0 FM)
titanium forging - TIITIAN ARTS
BalasHapusTINING titanium magnetic IN PROGRESSIVE. THE LITTLE ROCKING IN PROGRESSIVE. THE ANALYSTERY OF MEGADRIVE. THE micro touch trimmer TINING 2018 ford fusion energi titanium IN PROGRESSIVE. THE ANALYSTERY OF MEGADRIVE. THE ANALYSTERY OF MEGADRIVE. THE ANALYSTERY OF MEGADRIVE. ridge wallet titanium The ANALYSTERY OF MEGADRIVE. THE ANALYSTERY OF MEGADRIVE. The ANALYSTERY titanium shift knob OF
o593n5vqsrh905 wolf dildo,dog dildo,Clitoral Vibrators,vibrators,cheap sex toys,wholesale sex toys,Bullets And Eggs,sex chair,Wand Massagers n718j1yoqtm027
BalasHapus